Banggai Cardinalfish atau capungan banggai atau capungan ambon dikenal sebagai ikan endemik karena habitat aslinya hanya terdapat di perairan pasang surut di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, khususnya di Kabupaten Banggai Laut dan sekitarnya.
Berdasarkan data survei, populasi ikan ini hidup di perairan dangkal mulai dari padang lamun hingga ekosistem karang (kedalaman 0 - 5 m). Ikan Banggai cardinalfish atau capungan banggai hidup secara bersama dengan bulu babi (Diadema sp.) dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 30 - 50 ekor (Anonimous, 2008). Ikan ini dapat mencapai panjang total kurang lebih 8 cm (Anonimous, 2009).
Habitat ikan capungan banggai juga teramati hidup di koloni-koloni karang bercabang (branching coral), karang jamur Heliofungia spp.; Anemone laut terutama Heteractis spp., Stichodactyla spp., dan Actinodendrum spp., dan karang lunak Nepthea spp. (Vagelli & Erdmann, 2002, Ndobe dan Moore 2005).
Pada umumnya ikan tersebut juga terdapat di sekitar dasar berpasir lembut dengan sea grass (Enhalus acoroides), memakan benthik kecil, plankton dan crustasea pada malam hari.
Perdagangan internasional ikan banggai cardinalfish atau capungan banggai telah dikenal sejak tahun 1995 dengan jumlah ekspor antara 50.000 - 118.000 ekor per bulan. Menurut Anonimous (2009a), menyebutkan bahwa pada periode Januari - September 2007, kurang lebih 168.000 ekor ikan capungan banggai ditangkap di dua lokasi penangkapan utama.
Tingginya permintaan pasar internasional dan mudahnya cara penangkapan ikan, menyebabkan tingginya penangkapan sehingga terjadi penurunan populasi ikan banggai cardinalfish secara drastis di alam.
Diperkirakan populasi ikan capungan banggai saat ini tersisa sekitar 1,7 juta ekor (Vagelli, 1999), yang menyebar di perairan Kepulauan Banggai dengan luas 10.000 km² (Hopkins et al., 2005). Bahkan dilaporkan bahwa populasi ikan ini telah punah di Pulau Limbo sejak tahun 2004 (Allen and Donaldson, 2007).
Akhir-akhir ini, ikan capungan banggai atau banggai cardinalfish sangat ramai dibicarakan terkait adanya upaya organisasi pelestarian alam international untuk memasukkan ikan ini sebagai ikan dalam daftar merah CITES. Indonesia sebagai satu-satunya negara sumber ikan banggai cardinalfish berkeberatan untuk memasukan ikan ini dalam daftar ikan langka dan berdasarkan argumentasi yang kuat, akhirnya batal dimasukan dalam daftar merah CITES (Anonimous, 2009b).
Berdasarkan kondisi tersebut maka sudah seharusnya dilakukan upaya pelestarian serta upaya perbenihan secara terkontrol pada ikan capungan banggai.
Kegiatan perbenihan ikan hias capungan banggai memiliki beberapa keunggulan komparatif, diantaranya tidak memerlukan modal yang besar, dapat dilakukan oleh industri rumah tangga, dapat dilakukan secara individu, dan kegiatan usaha ini dapat memberdayakan masyarakat melalui industri kecil yang bermuara pada ekspor. Namun demikian, kegiatan usaha ikan hias tidak tersepas dari beberapa masalah-masalah teknik dan teknologi, diantaranya penyediaan induk, bibit unggul, pembenihan, promosi dan distribusi.
Menurut Nelson (1994) klasifikasi ikan capungan banggai atau banggai cardinalfish adalah:
Demikian sekilas informasi yang dapat kami bagikan tentang Banggai Cardinalfish di Kepulauan Banggai, semoga dapat bermanfaat.
Berdasarkan data survei, populasi ikan ini hidup di perairan dangkal mulai dari padang lamun hingga ekosistem karang (kedalaman 0 - 5 m). Ikan Banggai cardinalfish atau capungan banggai hidup secara bersama dengan bulu babi (Diadema sp.) dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 30 - 50 ekor (Anonimous, 2008). Ikan ini dapat mencapai panjang total kurang lebih 8 cm (Anonimous, 2009).
Habitat ikan capungan banggai juga teramati hidup di koloni-koloni karang bercabang (branching coral), karang jamur Heliofungia spp.; Anemone laut terutama Heteractis spp., Stichodactyla spp., dan Actinodendrum spp., dan karang lunak Nepthea spp. (Vagelli & Erdmann, 2002, Ndobe dan Moore 2005).
Pada umumnya ikan tersebut juga terdapat di sekitar dasar berpasir lembut dengan sea grass (Enhalus acoroides), memakan benthik kecil, plankton dan crustasea pada malam hari.
Banggai cardinalfish |
Perdagangan internasional ikan banggai cardinalfish atau capungan banggai telah dikenal sejak tahun 1995 dengan jumlah ekspor antara 50.000 - 118.000 ekor per bulan. Menurut Anonimous (2009a), menyebutkan bahwa pada periode Januari - September 2007, kurang lebih 168.000 ekor ikan capungan banggai ditangkap di dua lokasi penangkapan utama.
Tingginya permintaan pasar internasional dan mudahnya cara penangkapan ikan, menyebabkan tingginya penangkapan sehingga terjadi penurunan populasi ikan banggai cardinalfish secara drastis di alam.
Lokasi Habitat Alam Banggai cardinalfish |
Diperkirakan populasi ikan capungan banggai saat ini tersisa sekitar 1,7 juta ekor (Vagelli, 1999), yang menyebar di perairan Kepulauan Banggai dengan luas 10.000 km² (Hopkins et al., 2005). Bahkan dilaporkan bahwa populasi ikan ini telah punah di Pulau Limbo sejak tahun 2004 (Allen and Donaldson, 2007).
Akhir-akhir ini, ikan capungan banggai atau banggai cardinalfish sangat ramai dibicarakan terkait adanya upaya organisasi pelestarian alam international untuk memasukkan ikan ini sebagai ikan dalam daftar merah CITES. Indonesia sebagai satu-satunya negara sumber ikan banggai cardinalfish berkeberatan untuk memasukan ikan ini dalam daftar ikan langka dan berdasarkan argumentasi yang kuat, akhirnya batal dimasukan dalam daftar merah CITES (Anonimous, 2009b).
Berdasarkan kondisi tersebut maka sudah seharusnya dilakukan upaya pelestarian serta upaya perbenihan secara terkontrol pada ikan capungan banggai.
Kegiatan perbenihan ikan hias capungan banggai memiliki beberapa keunggulan komparatif, diantaranya tidak memerlukan modal yang besar, dapat dilakukan oleh industri rumah tangga, dapat dilakukan secara individu, dan kegiatan usaha ini dapat memberdayakan masyarakat melalui industri kecil yang bermuara pada ekspor. Namun demikian, kegiatan usaha ikan hias tidak tersepas dari beberapa masalah-masalah teknik dan teknologi, diantaranya penyediaan induk, bibit unggul, pembenihan, promosi dan distribusi.
Menurut Nelson (1994) klasifikasi ikan capungan banggai atau banggai cardinalfish adalah:
Filum | : Chordata |
Subfilum | : Vertebrata |
Kelas | : Osteichthyes |
Ordo | : Perciformes |
Famili | : Apogonidae |
Genus | : Pterapogon |
Spesies | : Pterapogon kauderni |
Demikian sekilas informasi yang dapat kami bagikan tentang Banggai Cardinalfish di Kepulauan Banggai, semoga dapat bermanfaat.
Advertisement